Sunday, July 17, 2011

Hai Pembelajar Sukses!

Sebenarnya posting yang satu ini akan lebih fresh jika saya tulis kemarin-kemarin. Tapi sayangnya atmosfer di kamar saya sedang tidak membuat saya semangat. Tidak perlu lah ditulis disini. Malu euy! :p

Nah, jadi dua pertemuan terakhir latihan menari saya tiba-tiba jadi super asik. Guru saya entah kenapa jadi tidak sekeras biasanya. Yang menarik lagi, waktu istirahat kami kemarin sangat panjang. Malahan si bapak guru itu mengajak kami mengobrol, hmm, lebih tepatnya saya. Beberapa menit pertama saya diminta cerita apa yang berbeda dari China dengan Indonesia. Adik-adik saya itu ikut mendengarkan. Walaupun bahasa Mandarin saya belepotan, tapi insyaAllah mereka mengerti lah. Hehehe. Dia tanya bagaimana perbedaan hidup sehari-hari di China dan Indonesia. Apakah saya sudah terbiasa dengan Chinese foods atau belum. Dan banyak lagi pertanyaan simple namun asik sekali untuk diobrolkan. Nah, waktu adik-adik sibuk sendiri dengan topik yang menurut mereka lebih menarik, si guru mengajak saya ngobrol lebih serius. Apa ituuu?

Dia tanya pada saya, apakah cara mengajarnya terlalu keras??? Atau bagaimana menurut saya? Itu keterlaluan?

Saya sempat bingung, saya tau bahwa saya harus berhati-hati dalam menjawab. Jangan terlalu pakai hati, karena jika saya mengandalkan hati, rasanya saya ingin teriak-teriak dan bilang kalau caranya sangat keterlaluan!!! ): Akhirnya saya bilang, memang awalnya saya kaget sekaligus sedikit takut. Mengapa dia begitu keras dalam mengajar, sampai main tangan kaki segala. Saya pun bilang kalau di Indonesia itu tidak boleh. Maksudnya, guru tidak diperkenankan menyakiti muridnya secara fisik dalam mengajar. Tapi kemudian saya tutup jawaban saya dengan sebuah pengertian. Saya mengerti ini adalah sebuah perbedaan dari dua budaya di negara yang berbeda. Tentu saya tidak bisa memaksakan budaya saya diaplikasikan di negara lain yang sangat jauh kultur dan kebiasaannya. Itu pun masih saya tambahi sebuah pertanyaan untuk guru saya,

"Apa dulu begini cara guru Anda mengajari Anda menari?"

"Ya. Dulu beginilah cara guru saya mengajar. Setiap saya melakukan kesalahan, itu pasti karena saya kurang memperhatikan apa yang guru saya sudah jelaskan. Makanya kadang-kadang guru saya juga membentak dan memukul saya."

Dan sekarang semakin jelas bahwa ini adalah sebuah buday turun-temurun yang sudah mendarah daging di China. Jujur saja saya pun sekarang sudah semakin terbiasa. Yang bisa saya lakukan hanya mengkuti apa yang dia ajarkan di kelas. Kalau ada adik yang menangis dan si guru menyuruhnya minggir, mereka sudah otomatis mendekat ke saya sambil menangis. Akhir-akhir ini saya sadar bahwa saya sudah jatuh cinta dengan mereka, adik-adik saya. Bahkan mereka suka kebablasan ngobrol dan bercanda sama saya waktu kelas berlangsung, hhehe. Saya sering membuat burung-burungan atau kapal-kapalan dari kertas dan mengajak mereka main waktu istirahat. Guru saya pun bisa menyimpulkan bahwa saya memang suka anak kecil. Yah, walaupun saya tidak bisa mencegah si guru memukul adik-adik saya waktu mengajar, setidaknya mereka tau saya sayang mereka. Kami juga bisa sering menghabiskan waktu istirahat bersama, Setidaknya saya bisa lho membuat mereka tertawa lebih lepas. Itu sudah jauh lebih baik kan?

Oh iya, sepertinya saya selesai sampai disini menulis tentang proses mengajar di China ya. Intinya saya sudah bisa menerima, memang jangan terlalu pakai hati untuk memahami sebuah perbedaan budaya. Sedikit lebih berani dalam melangkah dan mengakui bahwa itulah sebuah realita hidup.

Satu hal lagi, saya bangga dengan guru-guru di Indonesia yang mampu membentuk sebuah generasi pembelajar yang sukses dengan cara yang membuat si anak nyaman dan akhirnya pun berhasil. Saya bukan mengkritik, tapi saya hanya ingin menegaskan bahwa kita hebat. Itu saja! Saya tidak pernah diperlakukan kasar oleh guru-guru saya dari TK sampai dosen di perkuliahan. Walaupun nilai-nilai saya tidak selalu sempurna, setidaknya mereka mampu menumbuhkan semangat belajar saya yang tak henti-henti saya rasakan. Menurut saya keinginan untuk selalu belajar jauh lebih baik ketimbang sebuah pencapaian tinggi dalam belajar lalu berhenti sampai disitu. 

Alhamdulillah, selain di Indonesia saya pernah menuntut ilmu di negara maju dan negara berkembang nomor satu di dunia. Dan percaya deh sama saya, pendidikan di Indonesia tidak kalah dengan mereka. Sungguh, jika semua pembelajar di negara kita benar-benar bisa memanfaatkan apa yang saat ini sudah kita miliki, lebih-lebih ketika fasilitas belajar nanti lebih baik, kita bisa bersaing dengan negara manapun dalam bidang pendidikan. Saya sangat yakin!! Semua ada di tangan kalian, hai pembelajar sukses!



No comments:

Post a Comment