Thursday, July 21, 2011

Catatan Pagi Buta

Tidak terasa hari sudah berganti, dan masih saja banyak sekali ini itu yang berjalan-jalan di pikiran saya.  Radio Swaragama FM Jogja masih asik menemani, serasa di kota sendiri. Tidak saya sangka-sangka membaca posting tentang transisi hidup justru melayangkan pikiran saya ke sebuah kegalauan  : saya ingin sekali cepat lulus, cepat kerja, cepat menabung sedikit-sedikit untuk hidup saya dan kedua orang tua saya, dengan peluh saya sendiri. 

Sebelum saya menulis lebih banyak, saya hanya ingin orang tua saya (yang pasti membaca blog saya) untuk tidak khawatir. Saya menulis bukan untuk mengeluh atau membebani diri. Saya hanya ingin menambah semangat diri sendiri dari setiap kalimat yang muncul dari pikiran saya dan berani saya tuangkan lewat tulisan. Buah-buah tulisan itulah yang akan membangunkan saya saat hampir jatuh, hampir, saya tidak mau jatuh yang benar-benar jatuh! Tidak boleh!

Inikah rasanya jadi anak rantau?

Diberi uang saku mingguan, belanja bulanan sekaligus dengan keperluan satu rumah, diberi jatah pulsa oleh ayah, dan tidak ikut berhadapan langsung dengan jatah listrik...sungguh adalah kehidupan putri raja bagi saya. Kemana saja ya saya selama ini? Saya baru tertampar sekarang.

Orang tua saya atau orang tua siapapun, bahkan saat saya jadi orang tua nanti, tentu akan mengusahakan segala hal untuk anaknya. Pasti. Walaupun berat, apapun akan diusahakan. Saya sama sekali tak meragukan hal itu dari orang tua saya. Ayah ibu saya hebat, saya percaya merekalah ayah ibu terbaik di dunia. Tidak pernah mengeluh walau sakit, tidak pernah berkata lelah walau punggung ingin sejenak bersandar. Saya tau tidak mudah mengiyakan keinginan saya untuk merantau ke negeri ini, namun tekad saya bulat. Doa-doa mereka yang tak pernah putus pun menguatkan saya. Dan disinilah saya sekarang...

Cina.
Sebuah negara yang besar, sangat kaya akan sejarah yang ingin saya nikmati proses belajarnya. Sebuah negara yang tak habis akan tradisi. Sebuah negara yang ingin saya jelajahi.

Saya ingin macam-macam, ingin sekali terus belajar, ingin sekali mewujudkan setiap mimpi yang saya punya. Tapi sungguh saya masih sangat tergantung padamu ayah, ibu. Tapi semoga itu sebentar lagi...Sebentar lagi ya? Semangat itu sudah ada, tapi saat ini saya belum tau bagaimana memulainya.

Belajar. Belajar dulu yang baik. Terus belajar! Saya tau, saya selalu ingat itu baik-baik.  Semoga ijazahku nanti bisa memudahkanku meringankan bebanmu....

Jangan marah, jangan khawatir. Saya baik-baik saya, justru lebih baik sekarang!

No comments:

Post a Comment